Perkenalkan aku Ghumaisa nama lengkapku Nezuarda Ghumaisa firmansyah sang petualang yang sedang menjelajahi Kehidupan. Aku dilahirkan oleh seorang perempuan berdarah jawa dan ayahku seorang laki laki kuat berdarah sunda. Aku anak tunggal, usiaku sudah menginjak kepala 2 lebih tepatnya genap 20 tahun sedang kuliah semester 6 dijurusan kimia disebuah Universitas diBandung.

Tumbuh dikeluarga sibuk dengan dunianya masing masing, ayah berprofesi sebagai dosen bahasa asing di sebuah universitas dikotaku, bundaku sibuk dengan butik gamis syar’inya, aku sendiri sibuk menjadi mahsisawa, tapi kesibukan masing masing tidak menghalangi kami untuk saling dekat.

Karena kami akan selalu bersama ketika makan malam, makan pagi, menghabiskan hari minggu bersama dan komunikasi kami melalui group chat whats up kami yang membantu kami untuk mengetahui perkembangan apa yang kami lakukan setiap waktu.

Dipenghujung semester ini merupakan semester berat dengan libur yang agak lama yaitu 3 bulan , dimana waktu ini dimanfaatkan sebagaian mahasiswa untuk melakukan magang sesuai jurusan masing masing. Karena memang tidak mengikuti darah ayah yang gemar dengan bahasa atau ibu yang gemar dengan teori ekonominya jadi untuk menghadapi semester akhir ini aku banyak menimba ilmu ke kaka tingkat.

Ya tak mengapa rasanya memang jadi nano nano ketika ada perbincangan pada saat makan malam agak terlihat kadang nyambung dan ga nyambungnya.

Makan malam hari ini agak berbeda karena jarang sekali ayah mengajak kami untuk makan malam diluar, entah apa yang ada dibenak ayah diriku hanya mengikutinya dan agaknya bunda juga agak kaget,ayah mau makan malam diluar. Aku tak tahu ayah akan membawa kami kemana yang jelas kita mengarah ke daerah bandung barat kesananya aku agak tidak mengerti kearah mana.

Berhentilah kami disebuah tempat makan yang banyak pohon pohon dan lampu lampu yang sedikit seperti tempat makan dengan suasana outdoor ”Golden food” . Kulangkahkan kaki ini dengan rasa penasaran memasuki tempat makan tersebut. Sampainya meja yang letaknya agak diujung dihiasi dengan lampu lampion indah.

Sesampainya diasana ayahku disambut oleh beberapa orang laki laki dan perempuan yang sebaya dengan orang tuaku. Aku baru menyadari makan malam kali ini adalah makan malam antar keluarga rekan ayah. Dalam hati alhamdulillah banget ga terlalu salah kostum, karena malam ini aku sengaja memakai gamis warna hitam dengan outer bunga bunga dengan kerudung pasmina ya cukup semi resmi.

Ini kejutan yang agak aneh dalam hati kenapa ayah mengajaku kesini padahal dikelurga yang lain tidak terlihat ada yang membawa anak. Hohooo aku sendiri, rada jadi canggung si karena obrolan mereka yang ga aku pahami. Akhirnya kuputuskan untuk melihat tempat lain setelah mendengar sedikit pemaparan dan menikmati hidangan yang dipesan.

Aku meminta ijin keayah untuk membeli menu yang agak lain yaitu sweet eskream. Kuayunkan kaki ini ke food court eskrim tersebut lalu ku pesan greentea eskream with nata de coco . Kunikmati eskream tersebut diarea food cort itu ditemani dengan handpone kesayangan yang dari tadi agak dicuekin dengan berjubel wahats up yang masuk.

Menikmati eskream ini rasanya Emm cucok sekali dimulut sampai tetes terakhir, karena agak ketagihan akhirnya aku memesan kembali eskream yang sama ke foud cort itu. Hati terasa tentram dengan suasana sekarang, rame. Kulihat beberapa orang yang sedang menikmati eskream sambil ngobrol selain itu ada orang sibuk dengan laptopnya semua itu tidak mengganghuku dalam menikmati ekream ini.

Tiba Tiba Handpone ku berdering disaat aku sedang menikmati eskrim itu. Akhirnya kuputusakan untuk mengangkat telpon itu karena ternyata yang menelponku adalah ayahku, mengabarkan kalau acara udah beres dan mau ditutup. Kugegaskan dengan membawa eskream yang belum habis itu kesana.

Sampai disana kulihat ada penambahan personil yang hadir ternyata ada seorang laki laki yang mungkin usianya diatas aku 3 tahun membawa laptop dan eskream yang sama dengan aku. Hohoooo kok bisa sama ya, jangan jangan tadi aku sama dia satu loksai. Sudahlah aku tak terlalu memperdulikannya. Acara makan malam ini selesai ditutup oleh ayahku.

Kulihat jam sekarang sudah menunjukkan pukul 21.30 mataku sudah sangat ngantuk. Tapi kuusahakan mataku terbuka karena aku ga mungkin biarkan ayah buat nyetir karena sudah lebih gelap khawatir penglihatan ayah kurang jelas. Aku ambil kunci mobil yang ada diayah, setelah itu menuju kemobil langsung menyaalakannya.

Ku menunggu ayahku yang belum kunjung keparkiran dengan menikmati cemilan yang ada dimobil. Sekitar 10 menit kemudian ayah dan ibuku muncul dengan seorang Laki-Laki yang tadi bawa eskream yang sama dengan ku. Mereka mengobrol agak lama tapi aku tak tahu apa yang mereka bicarakan.

Tiba tiba ayahku menghampiriku ke mobil “ ndok keluar bentar ada yang mau ayah sampaikan”.

Ayah menggandeng tanganku menuju ke laki laki yang sedang ngobrol dengan ibu. Perkenalkan ndok ini anak temen ayah dikampus namanya “Zulfikar”. Dengan santun dia menyapaku ” salam kenal Ghumaisha ” . Kujawab dengan senyum simpul “ salam kenal juga”. Perkenalanpun berakhir.

Aku melangkah menuju mobil bersama kedua orang tuaku dan Dia yang kebetulan mobilnya bersampingan dengan mobil ayah. Kunyalakan lagi mesin mobil itu, kubuka sedikit jendelanya, kuinjak pedal gas meninggalkan parkiran itu dengan penutup suara ayah “ Duluan ya Zul Asslalamualaikum wr.wb “ Wa’alaikumsalam wr.wb hati hati dijalan OM dengan lambaian tanganya.

Disepanjang perjalanan ayah berbincang dengan bunda terkait perjalan esok sore buat ke Lombok. Akhirnya sampai juga dirumah sekitar pukul 23.00 huap mataku sudah sangat ngantuk setelah beres memparkirkan mobil kegarasi,ayah mendekatiku “ ndok besok ayah minta tolong buat anter kebandara yapinta ayahku. Kuanggukan kepalaku pertanda kalau aku menyanggupinya. Kurebahkan tubuh ini di tempat tidur dengan memejmakan maya seraya berdao bismikaAllohumma ahya wabismika amut.

Keesokan hari dirumah terasa sangat sibuk, bunda riweh menyiapkan makan pagi dan packing perlengkapan ayah untuk keLombok, ayah sibuk mencari sesuatu yang penting untuk dibawa ke Lombok. Karena kulihat bunda sangat sibuk kuhampirinya kuambil alih untuk menyiapkan sarapan pagi kali ini.

Kuiris bawang merah daun bawang, beserta sayuran yang ada ceritanya pagi ini masak IFUMIE. Tepat pukul 06.00 perang dapur sudah selelsai dan semuanya sudah berkumpul dimeja makan yang mungil ini, ya beginilah keaadaanya karena personel kita hanya bertiga.

“ Wow AMAZING ini masak pa ndok asa ayah baru pernah lihat, mie yang digoreng ditambah sayur mix plus telor? Ini namanya IFUMIE ayah. “Hemm bunda belum pernah masak ini kan ya bunda lirik Ayah ke bunda. Iya yah anak sekarang banyak kreasinya ya yah. “Coba ayah rasakan gimana rasanya Yah pinta bunda.

“EMMM Rasa Sayur bunda”. 90 buat kamu ndok, udah enak kok dilidah ayah, ya sudah cukup buat bekal menikah kayaknya ya bunda, puji ayahku yang membuatku agak krik krik nyinggung persoalan Nikah.

Hari ini berlalu dengan cepat, perasaan habiz makan beres-beres terus nganter bunda ke butik plus nganter ayah sekalian kekampus terasa begitu cepat ya. Targetku hari ini adalah kekantor jurusan buat minta surat pengajuan PLA ku semoga semuanya sesuai dengan rencana. Suasana sepi kampus yang sedang ditinggalkan banyak mahasiswanya karena sedang libur panjang kecuali mahasiswa yang sedang kuliah semester padat atau mahasisawa yang sedang menyelesaikan penelitian atau skripsinya.

Kutunggu sekian menit menuju menit menit berikutnya, ku cek presensi kehadiran dosen secara teliti berulang ulang ternyata tidak tegores guratan pena dibagian Kepala Jurusan. Apa yang kuharapakan tidak kunjung tiba perasaan ingin bertanya kepada petugas mulai muncul terkait kehadiran dosen kepala jurusan hari ini. Dengan pelan pelan kuberikan bertanya ke petugas TU Jurusan yang alhamdulillah akhirnya aku mendapat informasi terkait Bapak tersebut.

OIoo ternyata ketua jurusan sedang diluar kota jadi akhirnya rencanaku untuk mendapatkan surat pengantar agak mundur sedikit. Ya tak apalah memang ini takdir yang baik. Karena bingung mau ngapain lagi akhirnya tercetus untuk menemui kaka tingkatku yang sedang ada di lab buat interview untuk persiapan penelitian disemester depan.

Kupencet lift menuju lantai 5 yang kebetualn kosong jadi tidak ada gangguan hehe. Setelah sampai kuamati lab lab yang ada tenyata agak sepi ini ya, kulihat di lab yang biasa teteh Noura pakai tertulis “CLEANING DAY”. Ya ternyata labnya habis dibersihkan dan mahasiswa boleh memakainya esok hari , ya ya hari ini banyak yang belum berhasil tapi tak apa ini takdir yang terbaik dalam hati.

Akhirnya ku gerakkan kaki ini menuju lif untuk turun dan pulang. Lantai lima aman sepi, dilantai 4 pintu lift terbuka, ada seseorang laki laki masuk, awalnya aku biasa aja melihat orang itu masuk dengan memberikan senyum padaku sambil salam. Twing’’ akhirnya aku inget siapa orang itu oh.. pelupa banget ini otaku ya.

Aisha habis dari mana? Menyadarkanku dari rasa aneh dalam diri sendiri. Habiz dari lab Lingkungan, kang Zul bukan ya? Tanyaku. Iya jawabnya. Kang zul kuliah disini? Penasaranku. Engga hanya habis ke lab Kom ada perlu. OHH kirain kuliah disini. Berakhir dengan terbukanya pintu lift itu.

“Duluan ya aisha sapanya. Kuanggukan kepala membalas pamitannya. Segera ku hampiri vojez tersayang kupacu mengarah ke kampus ayahku untuk menjemputnya karena sekarang sudah agak mendekat dengan waktu ayah buat siap siap berangkat kebandara. Diperjalanan kuperhatikan detik jam yang berputar semakin memacuku untuk segera sampai ditempat kerja ayah.

Ternyata pada saat sampai disana Ayah sudah menungguku di kantin kampus. Langsung ayah menyapaku dan membawakanku makanan kesukaanku “ pisang keju’’ yummy. Karena melihatku sangat kelaparan akhirnya ayah memutuskan untuk menyetir mobil. Dalam perjalanan kunikmati pisang keju itu dengan lahapnya. Sampai aku kurang fokus ketika Ayah menyampaikan sesuatu.

“Ndok Bulan depan kamu nikah ya? Ayah pengen nikahkan kamu sergah ayahku. Dengan wajah kagetku, “ ayah becanda aja deh, aisha kan belum punya calon nanti mau nikah sama siapa ayah, apalagi bulan depan cepat banget itu yah.

“Kalau misalnya ayah yang akan cari jodohnya gimana boleh ga? Lanjut ayahku. Wah ini nampaknya pembicaraan yang agak serius. Hemmm ayah yakin? Aisha kan belum lulus kuliah , tapi kalau ayah yang mau aisha ngikut ayah aja dengan suara lemahku.

“Baik sekarang kita ke toko buku ya, ayah mau ngasih beberapa buku yang harus kamu baca. Serius ini yah? Bismillah,Tepok jidat. Sampailah aku ditoko buku yang agak besar yang memang spesialis buku keagamaan, ku ikuti kamana arah ayah melangkah sampailah ditempat buku khusus PERNIKAHAN hohoooo malah jadi deg degan gini.

Ayah memilihkan beberapa buku yang sangat tebal (Membumikan Harapan Rumah Tangga Islam Idaman, Psikologi Suami Istri, Mahkota Pengantin, Pendidikan Anak dalam Islam ) huayo banyak sekali ini dan tebal banget ini dalam hati. “Jangan lupa mulai dicicil ya bacanya dengan gaya wibawa ayah sambil membayar buku tersebut dikasir.

Melihat waktu yang tinggal 1 jam lagi ayah langsung menelpon bunda untuk mempersiapakan barang yang ayah akan bawa untuk keberangkatan keLombok. Berlaga layaknya disikuit kami lakukan disepanjang perjalanan pulang. Alhamdulillah sekali Bunda ternyata sudah pulang duluan dianter mang amin sampai rumah. Ta ra… semuanya dirumah sudah siap.

Bunda sudah mempersiapkan semuanya dengan baik, bergegas ayah untuk mandi dan sholat. Aku pun sama seperti mereka menyibukan diri mandi, sholat dan siap siap buat nganter ayah pastinya.

Waktu tinggal 20 menit lagi, semuanya sudah berkumpul diruang tamu menunggu diriku yang lama dandanya terutama ayahku sudah geleng geleng kepala melihatk kalakuanku itu. “Oke semuanya sudah siap ayah pamit dulu ya bunda sayang, pamit ayah.

“Ayah jangan lupa jaga kesehatan, khabar khabari ya Yah kalau sudah sampai, maafin bunda ga bisa nganter sambil mengecup tangan ayah. Ya sore ini hanya aku yang mengantar ayah ke Bandara karena bunda ada tamu tukang paket mau kerumah buat ambil paket yang akan dikirimkan.

Perjalanan kebandara sore ini lumayan lama sekitar 30 menit. Diperjalanan ayah sibuk mewhatsup dan menelpon teman temannya mengingatkan agar tidak telat sampai bandara. Sesampainya diBandara terlihat semuanya sudah berkumpul dilobi kecuali 1 orang lagi belum terlihat.

Melihat keadaan yang terjadi Ayah sebagai ketua rombongan bertanggung jawab untuk memastikan anggotanya datang sebelum Take off. Akhirnya ayah menelpon temannya tersebut dengan buru buru. Setelah berselang 15 menit datanglah Pak Dandi dengan anaknya Zul.

“Pak Firmansyah maaf saya telat, tadi ada barang yang ketinggalan jadi tadi balik lagi kerumah” permintaan maaf pak dandi pada Ayah. “Alhamdulillah ga apa apa pak dandi, semuanya sudah lengkap ayo kita semuanya check in. Ayah pergi dulu ya ndok hati hati dirumah jangan lupa jaga bunda dan baca buku yang udah ayah beli oke. “Bismillah yah hati hati dijalan sambil kukecup tangan ayah.

Ya tinggal aku dan kang zul yang tersisa setelah itu. “Aisha… em…maaf mengganggu sebentar waktunya ya.” ”Iya kang ada pa?” Tadi mamah nitip sesuatu buat bunda aisha dikirain tadi akan ketemu, pas nganter kebandara tapi karena tidak ketemu dengan bunda aisha boleh tidak akang titip ini biar sekalian”.

“Iya mangga kang” jawabku. “Terimakasih ya Aisha”. Perbincangan itu mengakhiri keberadaanku di Bandara yang suasananya agak sedikit rame sehingga perjalan pulang agak lebih lama.

Sesampainya dirumah kuberikan barang yang dititipkan Kang Zul, bunda pun segera membukanya ternyata itu Gaun berwarana putih plus kerudung dan Baju laki laki ala pangeran gitu.

”Ndok boleh minta tolong, coba dipakai baju ini sebentar bunda mau lihat apa yang harus dipotong dan disempurnakan pesanan Mamah Zul”. “Oke siap bunda”jawabku dengan sigap. “Bund ini kayaknya baju buat nikah ya, emang siapa yang mau nikah dikeluarga tante Rosita? Celotehku.

Tanpa lama bundaku menjelaskan kalau yang akan menikah itu Kang Zul insyaAlloh katanya si bulan depan, bunda diminta tolong buat nyiapin gamis buat calonnya Zul dan baju Zulnya” jawab mamahku yang singkat dan padat. “Oh gitu bund konsep bajunya ceritanya gimana bunda? Tanyaku. “Konsepnya syar’i ndok yang itu tu yang ga terlalu ketat dan kerudungnya menutup dada ndok.

“Kalau boleh saran bund payet sama manik maniknya lebih dibanyakin dibagian dress bagian bawah sama pegelangan tangan bund, kerudungnya dihias sedikit dengan renda itu bund yang bunga bunga gitu plus ada mahkotanya.

Kelihatannya simple tapi anggun untuk yang laki lakinya kita kasih renda khas laki laki di sepanjang bagian kancing bu biar kompak dengan pengantin perempuan usulanku yang panjang lebar ini. “Oke siap ndok” tapi kamu bantuin bunda ya buat nyelesein pesenan ini karena nampaknya agak banyak yang harus bunda lakukan besok.

InsyaAlloh bunda mau belanja anter ya nak. “Siap bunda” mengakhiri perbincangan malam ini yang begitu sepi karena ayah lagi pergi. Coba aja ada tambahan personel keluarga pasti ga akan sepi kalau satu pergi nanti rumah tetap rame hemmm, bisikku dalam hati.

Kuambil buku buku yang ayah tadi beli dan kulihat sedikit demi sedkit daftar isinya satu persatu Kubaca lembar demi lembar kuamati kutandai dengan sticky notes jikalau nanti ayah udah pulang aku bisa menanyakan padanya jika ada yang belum paham.

Seminggu ini aku sangat sibuk, beres beres rumah, masak, baca buku yang ditugaskan ayah. Sampai sampai lupa kekampus karena saking sibuknya ada pesenan dibutik bunda yang harus segera diselesaikan. Bunda seminggu ini sibuk di butik buat ngelayanin pesanan costumernya. Jadi akulah yang dirumah, ya tak apa apa 2 hari lagi ayah akan pulang.

‘’ Tok tok, Assalamualaikum wr.wb”

Pintu rumah serasa ada yang mengetok dalam telingaku ini. Kuturuni tangga menuju ke ruang tamu dan kubuka ternyata yang datang adalah Kang Zul.

Wa’alaikumsalam wr.wb Maaf kang ada yang bisa aisha bantu? Tanyaku.

Oh iya bunda aisha ada tidak? Tanyanya

“Maaf kang bunda lagi ada dibutik. Ada yang bisa aisha bantu?

“Ohh bunda lagi dibutik ya . Maaf mau titip ini lagi buat bunda aisha nanti minta tolong disampaikan bunda untuk datang kerumah karena bunda Zul mau ada acara. “Ohya boleh minta alamat butik bunda aisha karena besok mau ada pesanan dari bunda yang mau dibeli.

“Oh mangga kang,tunggu sebentar ya, aisha ambil kartu nama bunda terlebih dahulu silahkan duduk dulu. Lupa dari tadi ga disuruh duduk. “ Terimaksih ”. Ini kang kartu namanya terimaksih. Ohya terimkasih banyak ya aisha akang pamit dulu. Asslamualaikum wr.wb

Sibuk amat ya orang yang mau nikah sampai dibelabelain ngontrol persiapan baju nikahnya, undangan dan lain lain hoho,, kang Zul,kang Zul sangat beruntung nampaknya yang akan jadi istrimu itu. Tin…suara klakson mobil berbunyi “ Assalamualaikum wr.wb Ndok bunda pulang”. Iya bunda sebentar.

Bunda tumben pulangnya lebih awal dari biasanya dengan bawaan yang agak rempong dikarenakan ada yang harus bunda selesaikan dirumah, kuberikan titipan beserta pesan dari kang Zul yang agak berat itu membuatnya tersenyum simpul.

Tiba tiba bunda mengingatkanku baju pengantin pesenan kang Zulnya apakah sudah selesai atau belum karena diperkirakan acaranya 8 hari lagi, wah aku harus kejar target agar besok benar benar finishing sekalian besok bunda mau mengantarkan kerumah bunda kang Zul.

Dengan segera kuambil senjata ampuh pelan pelan aku pasangkan manik manik dipergelangan tangan yang tinggal sedikit lagi. Kupastikan besok sudah siap untuk diantarkan ke rumah kang Zul.

Hari penyerahan baju pesenan tiba dengan cermat aku teliti lagi satu persatu bagian bagian yang ada dan ku uji cobakan kemanekin yang full body kucoba pakaikan kerudung sesuai dengan pesanan bunda kang Zul.

Jreng jreng… bunda gimana kalau kayak gini bund oke ga ? kuperlihatkan hasilkaryaku ke bunda. “Oke sudah cukup Ndok, segera dipacking lagi ketempat yang sudah bunda siapkan diruang tamu ya, bunda mau pakai kerudung dulu ya.

Baju sudah terpacking dengan rapi tinggal aku saja yang masih rempong belum siap siap, segera kuambil perlengkapan untuk memantaskan diri. Dress kali ini yang kupakai gamis katun jepang berwarna pink bunga-bunga dipadukkan dengan pasminya berwana pink juga semoga ga saltum ya.

Acara dirumah bunda kang Zul nampaknya sudah mulai, banyak orang yang sudah datang, parkiran pun sudah agak penuh, bingung diri ini mau memarkirkan kendaraan dimana sementara bunda sudah masuk duluan ke rumah kang Zul. Dalam hati ini harus gimana?? Kucoba maju dan mundurkan mencari sisi yang pas agar bisa masuk tapi apa daya ternyata belum membuahkan hasil.

Derap langkah menghampiri vojez dengan perlahan kang Zul memberi kode padaku untuk keluar dari mobil. Ternyata dia datang untuk membantuku untuk memarkirkan vojez, usaha yang dilakukan berhasil sampai diriku agak geleng geleng kepala kenapa ga berfikir seperti kang Zul ya. Ya sudahlah memang bukan keahlianku dalam hati.

“Hayuk masuk aisha, bunda sudah menunggu didalam. Ku ikuti langkahnya menuju Ruangan demi ruangan, terlihat orang orang sedang membaca Al Qur’an dengan khusyuk sambil tersenyum lebar ketikaku melewatinya.

Terlihat bunda sedang khusyuk juga mengaji. Rupanya dirumah ini sedang ada pengajian buat persiapan nikah kang Zul, adem deh rasanya. Kurang lebih setengah jam terlewati diruangan ini semua orang perlahan lahan pulang karena acara memang sudah selesai.

Tamu yang tersisa tinggal aku dan bunda. Setelah mencicipi hidangan yang telah tersedia. Tak lama kemudian bunda memintaku untuk menjelaskan konsep baju dan konsep pemakaiannya.

Kujelaskan secara detail mulai dari manik, renda, mahkota dan baju pengantin laki mode india yang aku bawa dengan selengkap-lengkapnya sampai bunda Zul. “Udah udah ini udah bagus konsepnya bunda percaya hasilnya,semoga nanti pas dipakai calon pengantin perempuannya pass dan serasi dengan pengantin laki lakinya” pungkasnya dengan cepat.

Terlihat kang Zul tersenyum simpul kearahku karena kebetulan duduk bersebrangan denganku. Dalam hati semoga hasil yang tadi aku presentasikan tepat dengan konsep yang diinginkan.

Rasa bagahagia karena bisa menyelesaikan sesuatu sesuai dengan pesanan itu rasa bahagianya bertubi tubi apalagi kalau konsepnya tepat dengan sang pembeli, pengalaman awal yang sangat mengesankan.

Mungkin ini salah satu bakat yang diwariskan bundaku. Sangat kusyukuri itu. Kulewati malam ini dengan rasa puas. Tapi itu jadi mengingatkanku kalau besok ayah akan pulang. Segera kuambil buku buku yang sudah ditugaskan, ku baca sampai mata ini terlelap dengan begitu saja.

Syamil wajib dari amil anta khodiruuu… suara alarm membangunkanku untuk segera mengambil air wudhu untuk sholat Tahajud. Kugelar sajadah panjangku dan kupakai mukena katun jepang pemberian dari ayah. Desir desir angin seperti tiga malam sangat menenangkan pantas saja kalau waktu itu waktu dimana orang lain sangat terlelap tidurnya.

“Ya Alloh sebenarnya apa tujuan ayah ya Alloh buat menikahkan aku dekat dekat ini padahal rekan ayah juga mau ada yang hajat juga masa nanti satu bulan 2 kali hajatan kan repot kelihatannya, tapi tak apa kuserahkan semua ini padamu ya ALLOH, tapi siapa yang akan menikah denganku ya Alloh hamba mohon petunjuk. Sambil menunggu waktu subuh kumencoba untuk banyak berdzikir menenangkan hati dari kegalauan.

Adzan subuh terdengar dalam telingaku ternyata tadi nampaknya aku tertidur saking ngantuknya, kuambil air wudhu kembali dan menuju kamar bunda buat sholat berjamaah. Setelah selesai sholat berjamaah bunda menyuruhku untuk memanaskan mobil karena kepualangan ayah dipajukkan jamnya menjadi pagi sehingga harus segera bersiap menuju kebandara.

Suasana pagi itu seger dan menenangkan karena belum banyak kendaraan yang berlalu lalang. Sesampaianya dibandara kusambut ayah dengan bawaan yang sangat banyak kukecup tangan ayah.

Serasa dipantai ya dengan sinar matahari yang baru terbit , ga mungkinlah ngaco ini otak. Karena bawaan yang sangat banyak satu persatu aku angkat kevojez tersisa 2 kardus lagi yang belum terangkat tapi perut ini sudah mulai keroncongan minta untuk diisi.

Kududuk dengan napas hah heh hoh untuk mengembalikan tenaga yang tersisa. Perlahan lahan kardus yang tersisa berpindah menuju vojez, dengan rasa penasaaran dan heran sebenarnya siapa si yang bantu ayah ngakut barang itu.

Perlahan lahan terlihat jelas bayang orang itu ternyata Kang Zul yang bersama ayah. Hoho bantuan datang tepat pada waktunya ku hanya bisa bersyukur akhirnya semua barang ayah yang banyak itu sudah tertata rapi di mobil. Sampailah aku dirumah nan damai ini.

Bundaku ternyata ribut sekali didapur dengan berbagai sayur dan lauk yang sedang digarapnya, karena hari ini ayah pengen menu spesial untuk makan siang karena sudah seminggu ayah ga makan masakan bunda, sosweet banget yah.

Ya sebagai anak perempuan kubantu bundaku untuk menyelesaikan semua pertempuran itu sampai sampai dapur terlihat agak seperti dapur catering hehe.

Makan siang ini sangat spesial kolaborasi jawa & sunda (Nasi Liwet, asin goreng , kol goreng, tempe goreng, sambel rawit gosrek, ayam goreng, tumis kangkung, krupuk, lalapan dan timun) yummy banget ini pokoknya.

Semuanya sudah berkumpul di ruang makan, kedua orang tuaku sangat kompak sekali ‘ pakai baju yang senada yaitu biru langit sementara aku memakai gamis hijau daun berbahan ceruti dengan outer hijau lumut plus kerudung segiempat karena ceritanya siang ini kita semua mau menghabiskan waktu bertamasya bersama ke De Lodge.

Kami semua tak sanggup untuk memandang makanan yang sudah tersaji dimeja makan akhirnya kami semua makan dengan lahapya sampai sampai ayah menambah lagi porsinya.

Yang membuat ku terkejut disela sela makan ayah kembali mengingatkan buku yang dibelinya sudah beres belum dibacanya tinggal berapa hari lagi loh bulan depan itu. Dengan wajah polos dan santai kujawab pertanyaan ayah dengan keadaan fakta yang ada kalau bukunya tinggal 1 lagi yang belum terbaca yaitu pendidikan anak.

“Assalamualikum wr.wb“ terdengar ada tamu yang datang kerumah, siapa ya dalam hati siang siang ada tamu. Kubuka pintu seraya menjawab salam, “ Kang ZUL Ternyata (tumben rapi banget,wangi dan memakai baju senada dengan ku hijau hohoo eits jaga pandangan bukan mahrom) Mau bertemu ayah or bunda kang? Tanyaku padanya. “ mau bertemu dua duanya” jawabnya.

Oh silahkan masuk tunggu sebentar ya’’ kulangkahkan kaki menuju meja makan memberitahukan kalau ayah dan bunda ada tamu yaitu kang Zul. Dengan lantang suara ayah “ Zul sini kita makan bersama “pinta ayahku kepadanya. Tak berapa lama kang Zul masuk keruang makan dan mengambil duduk disamping ayahku. Ayahku memintaku untuk mengambilkan piring dan air minum untuknya.

Akhirnya kita makan bersama dengan perbincangan seputar pernikahan persiapan nikah kang Zul yang belum beres ”meni kompak banget konsulitasi sebelum menikah dalam hatiku. “ Tante, Om & Aisha termikasih jamuan makan siangnya luar bisa menu yang sangat spesial”.

Iya sama sama Nak Zul , tante sudah menyiapkan untuk nak Zul bawa pulang titip buat bunda Zul kebetulan tadi Aisha semangat banget masaknya jadi agak kebanyakan biar ga mubadzir” pesan bundaku pada kang Zul.

Aisha ibu minta tolong ambil tuppeware yang hijau yang ada diatas meja dapur ya sayang” pintanya dengan lembutnya bundaku itu. segera aku ambil dan kuberikan ke kang Zul, dengan suara lirih kang Zul mengucapkan Terimaksih padaku.

“ Terimakasih ya aisha buat masakannya”. Kuanggukan kepalaku. Tante OM, Aisha Zul pamit dulu mau ada yang harus dipersiapkan, terimaksih semuanya. Assalamualaikum wr.wb mengakhiri makan siang kali ini.

Semuanya sudah siap ya, suara ayahku memecah keheningan siang yang sudah mulai mengantuk karena habis makan.Hayo segera berangkat ajak ayahku. Hiruk pikuk kota Bandung dengan segala aktifitasnya membuat orang orang berlalu lalang dengan kendaraannya kesana kemari yang bisa dibilang ramai lancar tapi menenangkan dan ngangenin katanya membuat orang tinggal disini betah berlama lama dibandung.

De Lodge kawasan wisata kekinian anak muda dan orang tua yang bisa digunakan untuk menghabisakan waktu bersantai dan bermalam bersama karena tersedia penginapan yang bentuknya unik.

Suasana udara sore berhembus dengan sedikit agak dingin sehingga memacuku untuk memakai sweeter pemberian dari bunda ,suasana persinyalan hppun agak sedikit terganggu karena memang kawasan ini agak lumayan susah sinyal untuk kartu kartu tertentu.

Demi menghilangkan kebosanan selama perjalanan yang agak lama karena agak banyak kabut yang sudah mulai turun kubaca lembar demi lembar buku yang belum selesai terbaca.

Berhentillah vojez di parkiran yang agak luas, pelan pelan kutarik nafas dan membuangnya perlahan kutadaburi ciptaan yang Maha kuasa ini. Setelah mengurus check in kami semua masuk dan mulai menikmati indahnya daerah ini, tak terasa sebentar lagi magrib kusegerakan menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan sholat berjamah bersama kedua orang tuaku sampai sholat isya datang.

Suasana yang dingin ini membuat perut gampang lapar inginnya bolak balik ketoilet karena beser. Malam yang begitu indah, syahdu, merdu dipadukan dengan malam yang menenangkan hati.

“Ndok kita makan malam dulu ya, bunda tunggu di restoran yang diatas ya, Ayah dan yang lain sudah menunggu ujar bundaku.

“ Iya siap bunda, aisha bersiap bentar. Aisha menyusul ketas 5 menit lagi” jawabku. Kurapihkan buku buku yang tadi habis dibaca, kukunci pintu dan kulangkahkan dengan rasa yang sangat ringan. Kulirikkan kekiri kekanan bolamataku mencari keberadan ayah yang tak kunjung terlihat karena keramaian pengunjung untuk menikmati makan malam.

Sleklebat terlihat orang yang kukenal keluar dari sebuah toilet dan menuju ke Arahku. “ kang Zul disini juga “ sapaku kepadanya. “ iya ini ada acara keluarga ‘ timpalnya singkat. Ohya akang duluan ya” pamitnya . Iya mangga kang”.

Kutelusuri lantai satu kebelakang kesamping kanan, kiri, tak kunjung kutemukan ayah, ku coba berfikir untuk menelponnya tapi sayang sekali handpone lupa ketinggalan dimobil. Kucoba naik ke lantai 2 kulihat kekanan dan kekiri, terlihat ada yang melambaikan tangan kearahku yaitu ayahku.

Secepat kaki melangkah kuhampirinya tanpa memperdulikan dengan keadaan yang disekitarku, setelah mendekat kemeja ayahku kulihat ada keluarga kang Zul beserta kang Zulnya.

Kedatanganku disambut dengan hangat oleh semua yang ada dimeja itu. Semuanya sudah memulai makan tinggal aku dan kang Zul yang belum menikmatinya karena baru datang dimeja makan. Kuambil makanan yang sudah ayah pesan kunikmati sedikit demi sedikit dengan sedikit terbengong bengong sebenarnya ada acara apa ya?…

Aisha makasih ya kiriman yang tadi dititipkan ke Zul nikmat banget rasanya, Minggu depan tante boleh pesan buat dibuatkan lagi? Bunda zul membuka perbincangan makan malam ini. “ Oh mangga tante kalau tante berkenan, insyaAlloh aisha bikinkan dengan bunda” jawabku dengan persaan yang mengembang.

“ Oh ya aisha gimana kuliahnya nampaknya semester agak berat ya buat sekarang sekarang karena harus PLA dan persiapan penelitian ya” tanya Om padaku.“ iya Om, lumayan banyak yang harus dipersiapkan jawabku singkat.“ InsyaAlloh semua akan terlewati dengan baik ketika kita menikmatinya, kalau ada apa apa bisa minta tolong keZul dia lumayan banyak kenalan semoga bisa membantu” sambung OM.

Karena waktu sudah mulai malam ada hal yang harus Ayah sampaikan kepada Aisha, sekarang ada hal penting yang harus ayah sampaikan ke Aisha dan harus aisha ketahui . Om Dandi tante Rose dan Zul berada disini karena ada satu tujuan ingin menyampaikan Pinangan secara resmi pada Aisha, sebelumnya Zul sudah meminta ijin ke Ayah seminggu yang lalu ketika pertemuan makan malam sebelum ayah pergi ke Lombok.

Ayah sudah berfikir sekian lama semalaman itu dan sudah melakukan istikhoroh, ayah merasa yakin dengan Zul yang berniat baik untuk menjadikan Aisha sebagai pendamping Hidup, sehingga akhirnya ayah mengizinkan Zul untuk sedikit mengenal aisha tanpa sepengetahuan aisha.

Sekarang ayah serahkan kepada aisha terkait mau diterima atau tidaknya, ayah berharap aisha bisa mengambil keputusan dengan tepat terkait niat baik dari Zul ini.Jantung berdetak begitu kencang rasa yang bercampur kaya ada Durian jatuh digenting.

Kutenangkan fikiran dalam dalam, kulihat keadaan sekelilingku , Kang Zul menatapku sekilas penuh dengan rasa penasaran. Ya Alloh inikah jawaban dari Mu yang 1 minggu ini aku pinta kepdaMu dengan semua skenario yang begitu indah yang kau rencanakan.

“ Bismillah dengan mengharap Ridho Alloh dan Ridho Ayah, Aisha menerima apa yang telah Ayah Niatkan jawabku dengan sangat pelan dan hati hati.

“ Alhamdulillah jadi sudah clear dan jelas insyaAlloh Aisha menerima, sekarang langsung tentukan saja ya pak Dandi tanggalnya. Untuk tanggalnya saya setuju dengan usulan Zul nikahnya Kamis malam dan resepsinya Juma’at. Bagiamana menurut pak dandi ? ayahku membuka pembicaraan

“ Saya rasa sudah cukup pak Firmansyah kemaren alhamdulillah sudah konsul dengan kelurga besar sebelumnya insyaAlloh semua bisa hadir pada saat Resepsinya dan sebagian pada saat akad” ujar pak dandi

“Untuk mempermudah komunikasi nanti dibuat group persiapan saja ya pak untuk mengontrol yang belum siap ya pak dandi. Nampaknya kabut sudah meyelimuti malam ini, hawa udara juga sudah semakin dingin. Kita akhiri pertemuan yang nan penuh dengan keberkahan ini dengan mengucapkan Hamdalah bersama ayah memimpin penutupan pertemuan nan syahdu.

Semua orang meninggalkan tempat makan itu penuh dengan perasaan gembira, terkecuali aku dan kang Zul yang pada saat ini perasaanya sedang bercampur antara bahagia dan berdebar debar. Kulihatnya sekilas diraut wajahnya tersimpan sejuta makna.

Semua orang meninggalkan tempat itu menuju kepenginapan masing masing. Langkah kaki ini begitu ingin cepat melangkah ke arah penginapan. Dipersimpangan penginapan kang Zul memberikan senyum dan mengucapakan “ Terimakasih buat semuanya”.

Dua insan akan bersatu dengan ikatan sakral nan suci yaitu akad mempersatukanya dengan berbagai kekurangan dan kelebihan masing masing individu menjadi keluarga harapan. Dimalam yang sunyi mata ini tidak bisa terpejam kuhitung hari menuju hari pernikahan tersisa tinggal 3 hari.

Ya Alloh apa yang harus kupersiapkan menuju perjanjian besar ini. Kuserahkan semuanya padaMu ya Alloh aku tak berdaya tanpa kekuatan dan kekuasaanMu, Aku mohon kepadaMu tolonglah Hambamu ini disetiap langkah yang akan terjadi disetiap waktu.

Hari demi hari berlalu begitu cepat tak terasa begitu dekat waktu menuju pernikahan ini. 1 hari lagi menuju akad yang akan terucap.

Ikhtiar persiapan dan keimanan harus banyak aku pupuk lagi karena banyak sekali keraguan karaguan berdatangan menghampiri menuju akad selain itu ada beberapa orang yang datang kepada ayahku berniat melamar ku (Mulai dari kaka tingkat jurusan , anak bimbingan ayah yang dulu rajin banget datang kerumah untuk konsultasi hasil penelitian).

Segera kusingkirkan segala bentuk keraguan yang datang dengan mendekatkan diri kepada sang Maha Kuasa Alloh SWT. Hari Rabu bunda memberikan sebuah amplop coklat kepadaku .

Kubuka pelan pelan amplop itu dan kubaca secara cermat apa yang tertulis didalamnya ternyata tertulis berbagai hal tentang pribadi kang Zul secara umum yang patut untuk aku ketahui sebelum menjadi istrinya karena biar tidak kaget kaget amat nanti ketika sudah bersama.

Didalam suasana yang bercampur campur kubaca kembali apa yang ada didalam Amplop coklat itu, pelan pelan kutersenyum sendiri menyadari kebiasaan dan makanan favorit yang disukainya sama dengan diriku.

Apakah ini yang dinamakan jodoh Dunia Akhirat namamu rahasia sehingga baru sekarang kuketahui bahwa yang menjadi jodohku itu adalah laki laki yang besok akan melakukan ijab qobul dengan ayahku.

Karena sudah sangat ngantuk kugeletakkan amplop itu dan ku mulai memejamkan mata. Hari kamis pun sudah didepan mata, pagi pagi sekali ada mang amin mengantarkan gaun pengantin yang akan dipakai nanti malam.

Kulihat gaun itu dengan seksama tak kusangka gaun yang aku coba dulu itu sampai dipresentasikan didepan bunda kangZul ternyata gaun it akan aku pakai dimalam yang sangat mendebarkan.

Detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam berganti begitu cepat semua saudara ayah dan bunda sudah berada dibandung sejak pagi ini membantu persiapan akad malam ini dan resepsi yang akan dilaksanakan esok hari. Suasana yang sangat hangat sebagi waktu dan tempat bersilaturahminya keluarga besar kami.

Hari ini benar benar berasa hidup yang sangat mendebarkan karena Ba’da isya nanti kelurga dari mempelai pria akan hadir beserta orang yang akan menjadi pendamping hidup, perkenalan yang sangat singkat yang kalau dibayangkan pasti antara percaya dan tidak percaya.

Allohu akbar Allohu Akbar, adzan isya berkumandang menandakan bahwa harus segera dilaksanakannya sholat isya. Semua saudara laki laki berserta ayahku semua sudah berangkat menuju masjid untuk melaksanakan sholat isya secara berjamaah dan melihat perkembangan persiapan tempat akad yang kebetulan akad dilaksanakan didalam masjid.

Dan kini tinggal para ibu ibu sholat berjamaah di mushola Rumah. Semua melaksanakan sholat dengan khyusuk seperti diriku ini yang sedang memupuk keyakinan untuk selalu terpaut dengan janji Alloh yang sesungguhnya.

Kupanjat dao yang begiitu dalam dan tulus daari dalam hati mengucap rasa syukur padaNYa yang telah menjwab setiap doa yang kupanjatkan padaNya.

Setelah semuanya siap, para pagar ayu beserta ibuku menuntunku menuju mihrab masjid. Terdengar pengantin laki laki datang beserta rombongan memasuki lantai utama masjid. Suara MC terdengar menyambut kedatangannya dengan penuh kehangatan dan keramahan. Mempersilahkan keluarga pengantin laki laki menuju tempat ijab dan Qobul.

Tidak lama kemudian datanglah petugas dari KUA yang siap untuk membantu proses adminitrasi pernikahan. “ Alhamdulillah hirabbil alamiin segala puji dan kasih sayangnya yang tak pernah dimakan masa, pada malam yang penuh dengan keberkahan ini ijinkanlah saya selaku Mc untuk membuka acara skral padamalam hari ini dengan bacaan Basmalah.

“ InsyaAlloh tidak akan berlama lama lagi kita semua akan menyaksikan akad akan tetapi sebelum itu silahkan bagi keluarga pihak laki laki yang akan menyerahkan seserahannya kepada pihak panitia pernikahan akhwat”. Acara seserahan pun sudah berakhir , tiba saatnya acara Ijab dan Qobul kepada bapak KUA dipersilahkan.

Bismillah. Atas nama “ Zulfikar Said Albana “ apakah anda ” tanya pak Kua kepada kang Zul. Dengan lantang kang Zul menjawab “iya”. Apakah yang akan anda nikahi bernama “Nezuarda Ghumaisha Firmansyah”. “iya”. Alhamdulillah semuanya sudah pasti dan jelas ya. Mari kita mulai saja ya lanjut pak KUA.

Apakah mau latihan dulu atau langsung kang Zul? Tanya pak KUA. insyaAlloh langsung pak jawabnya. Baiklah insyaAlloh yang akan menikahkan langsung oleh Bapak Firmansyah selaku wali dari pihak perempuan.” Silahkan pak , pak KUA menyerahkan kepada Ayahku.

Bismillah suara ayahku terdengar menggema diaula masjid ini. Sebelum saya menikahkan kamu dengan anakku ada satu pesan yang ingin bapak sampaiakan kepada ananda, Bapak berpesan “ Bawa Aisha kedalam surga Nanti ketika kau bersamanya dan Bimbinglah dia. Mari kita bersyhadad terlebih dahulu.

Bismillah “Ananda Zulfikar Said Albana BIN Dandi saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anakku Nezurda Ghumisha Firmansyah dengan maskawin 3 dinar dan emas seberat 13 Gram dibayar Tunai. “ Saya terima nikah dan kawinnya Nezuarda Ghumisha Firmansyah BINTI Firmansyah dengan maskawin tersebut TUNAI”.

Kalimat agung yang kudengar sebagi wujudnya bersatu dalam sebuah ketaatan terkait perintahNya”. Para saksi yang berada disitu menyatakan “SYAH” Alhamdulillah, tak terasa statusku sekarang berganti menjadi “ Seorang Istri”.

Semua orang menanti kemunculanku untuk dipersatukan ditempat akad akan tetapi subhanaAlloh Mas Zul langsung menjalankan sholat sunnah 2 rekaat setelah ucapan syah terucap. Kuhampiri belaiu penuh dengan rasa bahagia dan campur aduk. Kuikuti langkahnya menuju meja akad untuk menandatangani berkas dari KUA.

Dengan sedikit malu aku ikuti arahan dari pak KUA untuk mencium tangan kang Zul yang saat ini syah menjadi suamiku. Dengan agak gemetar dan kaku kuraih tangganya yang nampaknya juga Gemetar kucium dengan lembut. Inilah Takdir yang TERBAIK.BERSAMBUNG…..